Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Moral Kerja

Sabtu, 16 Juli 2011

Moral kerja seseorang tidak berada pada sebuah ruang yang kosong, ibarat munculnya rasa haus karena di dalam tubuh kekurangan zat cair. Akan tetapi rasa haus itu akan semakin cepat datang manakala seseorang bekerja keras dan mengeluarkan banyak keringat. Moral kerja pun demikian adanya.
Menurut Bapak Sudarwan Danim dalam Motivasi Kepemimpinan & Efektivitas Kelompok, ada beberapa faktor yang mempengaruhi moral kerja karyawan. Diantaranya adalah :
  1. Kesadaran akan tujuan organisasi. Manusia yang sadar akan tujuan organisasinya biasanya memiliki tanggung jawab dan terdorong mencapai target kerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
  2. Hubungan antar manusia dalam organisasi berjalan harmonis. Keharmonisan itu melahirkan susana atau iklim interaktif yang menyenangkan. Dengan adanya suasana yg menyenangkan itu gairah kerja seseorang secara otomatis akan terangsang.
  3. Kepemimpinan yang menyenangkan. Gaya kepemimpinan yang demokratis, jujur dan adil akan membangkitkan moral kerja karyawan karena mereka merasakan adanya pengakuan dan penghargaan. Kesamaan bahasa, Berbahasalah dengan bahasa orang ! Demikian pernyataan ahli komunikasi. Petunjuk dan perintah kerja harus dapat disampaikan dalam bahasa-bahasa yang mudah dimengerti.
  4. Tingkatan organisasi. Makin tinggi posisi manusia organisasional, pekerjaan yang dilakukannya akan semakin konseptual. sebaliknya, semakin rendah posisi manusia dalan organisasional, pekerjaan yang dilakukannya makin tehnis. Dengan demikian, faktor-faktor yang mempengaruhi moral kerjanya akan berbeda pula.
  5. Upah dan gaji. Secara umum, semakin tinggi upah dan gaji, makin tinggi pula moral kerja karyawan. Hal ini tidaklah mutlak karena pada unit kerja yang menawarkan upah dan gaji tinggi biasanya tuntutan kerjapun akan tinggi sehingga tak semua orang mampu melakukannya.
  6. Kesempatan untuk meningkat atau promosi. Manuasia organisasional akan terdorong moral kerjanya manakala ada keyakinan bahwa dengan tampilan semacam itu akan terbuka akses baginya untuk meningkatkan karier atau promosi
  7. Pembagian tugas dan tanggung jawab. Kejelasan akan tugas dan tanggung jawab utama membuat manusia organisasional dapat bekerja dalam susana kepastian. Jika terjadi sebaliknya maka akan muncul keraguan. Karyawan yang bekerja dalam kebingungan kerja akan lebih banyak berfikir tidak produktif daripada bertindak secara riil.
  8. Kemampuan individu. Karyawan yang berbeda potensi, minat, intelegensi, kekuatan fisik, dsb, daya tanggapnya akan berbeda pula. Orang yang mempunyai "daya tanggap" tinggi, dengan signal sedikit saja moral kerjanya akan meningkat secara instan.
  9. Perasaan diterima dalam kelompok. Rasa diterima oleh anggota kelompok merupakan prasyarat bagi seseorang untuk dapat bekerja dengan derajat moral kerja tertentu.
  10. Dinamika lingkungan. Faktor lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan non-fisik akan menentukan apakan seseorang terdorong untuk tampil dengan moral kerja yang tinggi ataukah sebaliknya.
  11. Kepribadian. Manusia dengan kepribadian terbuka, umumnya moral kerjanya mudah untuk dirangsang, sebaliknya manusia yang cenderung tertutup amat sulit untuk menerima rangsangan dan isyarat perubahan.
Kesebelas faktor diatas bisa positif dan bisa negatif tergantung pada kondisi masaing-masing dan adalah hal yang sangat susah untuk mengukur moral kerja karyawan disebabkan karena moral kerja sifatnya abstrak. Disamping melihat indikator Produktivitas kerja, moral kerja dapat dilihat melalui perilaku nyata yang ditampilkan oleh karyawan.

Share this article on :

2 komentar:

Anonim mengatakan...

saya pernah kerja di General system Engineering, tangan saya cendera dan boss terus suruh saya tak payah datang kerja lagi....
memang tak berhati perut ..
yang sebegitu, apa moral saya mau kasih ?

Nita's Blog mengatakan...

Memang dalam dunia kerja banyak resiko yang harus kita hadapi sebagai seorang karyawan dan salah satunya adalah kecelakaan dikala bekerja. Dalam kondisi tersebut harusnya komunikasi antar kedua belah pihak harus dilakukan secara terbuka dan baik-baik sehingga tidak menimbulkan ketidakpuasan pada satu pihak saja dan kedua pihak pun akan jadi tahu maksud dan tujuannya satu dengan yang lain.

 
© Copyright 2010-2011 Nita's Blog All Rights Reserved.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.