Kelompok cenderung merupakan bagian dasar dari kehidupan organisasi. Kebanyakan kelompok boleh dikatakan mempunyai kepribadian yang terbagi, dari segi formal (diwajibkan) dan informal (darurat). Dalam suatu organisasi seorang pemimpin dapat menciptakan suatu kelompok formal dalam oragisasi yang dipimpinnya, akan tetapi tidak bisa melenyapkan suatu kelompok informal yang berada dalam organisasi yang dipimpinnya. Sistem informal (dadakan) melibatkan dalam sesuatu bentuk bentuk terlepas dari keinginan-keinginan pribadi seorang pimpinan, walaupun seorang pimpinan dapat mempengaruhi kegiatan-kegiatan dan perilakunya.
Hampir tidak diragukan bahwa kelompok-kelompok informal ada kalanya menciptakan suatu problem untuk organisasi. Mereka meneruskan informasi palsu atau belum pasti kebenarannya (desas-desus) melalui slenthingan, menentang perubahan, mengakibatkan kecocokan yang berlebihan dengan norma-norma kelompok, dan ada kalanya membuat suatu tujuan yang bertentangan dengan tujuan organisasi formal. Para anggota kelompok mungkin mengasingkan dan mengeluarkan seorang dari interaksi sosial. Umpamanya seorang karyawan yang langkah kerjanya lebih cepat dari norma untuk suatu kelompok tertentu mungkin dipandang sebagai seorang “pendobrak laju” yang berusaha untuk “mengungguli” anggota-anggota kelompok yang lain.
Tetapi organisasi informal dapat melaksanakan berbagai fungsi yang positif dan berguna. Kelompok informal dapat membantu anggota-anggota perseorangan memuaskan kebutuhan psikologis dan sosial. Dalam suatu organisasi, karyawan bisa dianggap sebagai salah satu bagian (nomor karyawan) dari suatu organisasi dari pada sebagai dianggap sebagai makhluk manusia seandainya tidak ada peluang untuk memasyarakat dan berinteraksi dengan anggota kelompok-kelompok yang lain.
Stan Kossen
Postingan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar